ARTIS DI DPR, SANGGUPKAH?

By: Gloria Wilhelmina Verdina

Menurut Wasekjen Partai Golkar, Tantowi Yahya, kehadiran artis di sebuah partai berdampak positif bagi elektabilitas partai.10 Penekanan berbeda datang dari Sutan Bathoegana, Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat. Menurut beliau, kehadiran artis memang untuk elektabilitas partai tapi dirasa lebih efektif untuk membangun citra partai di parlemen.11 Pengalokasian massa fans dari artis merupakan target utama dari perekrutan dan kaderisasi yang dilakukan oleh banyak partai politik dewasa ini. Popularitas memang tombak utama para artis untuk masuk dalam kancah politik, namun sebagai perpanjangan tangan masyarakat luas, diperlukan kemampuan intelektual yang cukup serta kemampuan yang cakap. Kalau tidak, bagaimana bisa menyuarakan dan mengolah aspirasi masyarakat serta membawa perubahan ke arah yang lebih baik?

Memang tidak dapat disangkal, pada kenyataannya ada beberapa artis yang visi misinya tidak sejalan dengan tuntutan sebagai Anggota DPR. Seperti diutarakan oleh Komite Nasional Indonesia, artis Eko Patrio dan Primus Yustisio yang juga turut meramaikan parlemen Indonesia memiliki tujuan yang kurang ideal. Beberapa hal yang patut dicatat dari Eko Patrio misalnya, ia akan tetap menjadikan dunia keartisannya sebagai pekerjaan utama, dan anggota DPR RI dijadikannya sebagai sampingan. Sementara Primus Yustisio yang gagal dalam pencalonannya sebagai Wakil Bupati Subang, target keanggotaannya di parlemen adalah untuk memperbaiki jalan di daerah pemilihannya.

Sangat memprihatinkan visi dari kedua artis tersebut, pasalnya keanggotaan DPR RI bukanlah tanggungjawab sebagai profesi melainkan tanggungjawab amanah yang diberikan masyarakat mengenai keberpihakannya dalam kebijakan yang pro masyarakat. Kebijakan yang dibuat pun seharusnya merupakan kebijakan sektoral yang berskala nasional, bukan dan tidak didasari oleh kebutuhan daerah pemilihannya belaka.12

Kehadiran Rieke Dyah Pitaloka sebagai anggota Komisi IX dari fraksi Partai PDI-P setidaknya menjadi angin segar yang bisa sedikit menepis anggapan bahwa artis di DPR hanyalah bermodal popularitas dan miskin kemampuan. Rieke berfokus pada bidang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Perannya sangat dominan dalam menyuarakan aspirasi masyarakat. Totalitasnya diwujudkan dalam pendirian “Yayasan Pitaloka” yang bergerak di bidang sastra dan sosial kemasyarakatan.13 Tentunya ada banyak artis lain yang memiliki komitmen pengabdian pada rakyat.

Saya setuju pada perekrutan artis namun bukan dengan alasan yang mendukung elektabilitas partai atau pembangunan citra partai di parlemen namun lebih kepada pengabdian dari komitmen yang seutuhnya yang dilakukan seorang artis tersebut salah satunya seperti Rieke dan bukan Eko Patrio, atau Primus Yustisio atau Angelina Sondakh yang terjegal kasus korupsi yang berkepanjangan.

Referensi:
10 http://www.inilah.com, Tantowi Halalkan Golkar Rekrut Artis Dalam Pemilu, Rabu, 16 Mei 2012.
11 http://www.inilah.com, Demokrat Juga Rekrut Artis di 2014, Rabu, 16 Mei 2012.
12 komitenasionalindonesia.wordpress.com, 1 Juni 2009.
13 http://www.riekediahpitaloka.com/biografi